Khas Kuliner Coklat Garut |
Pada 2011, Chocodot makanan khas Garut yakni dodol yang dipadukan dengan coklat ini mendapat penghargaan untuk produk terbaik dalam Pameran Makanan Internasional Tutto Food di Milan, Italia.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi pun memborong chocodot ketika melihat produk ini dipamerkan dalam Expo Nasional Inovasi Perkebunan Tahun 2011 yang diadakan di Jakarta.
"Makanan tradisional dengan merk chocodot ini adalah produk baru yang menggabungkan dodol dengan cokelat. Sangat kreatif dengan citarasa yang tinggi," katanya kepada Sinar Tani.
Beragam penghargaan lain juga diterima produk ini. Di antaranya adalah penghargaan The Great Innovation dari Indonesian Global Foundation. Penghargaan ini diberikan Kementerian Sosial, Kementerian Tenaga Kerja, dan Kementerian Pendidikan pada 21 Juli 2011.
Semula, Chocodot sempat ditolak di toko makanan di Garut dan Bandung. Chocodot dianggap makanan aneh karena penganan dodol saat itu didominasi aneka rasa buah.
Variasi kreasi itu mulai dilirik konsumen. Bahkan, permintaan cokelat semakin membeludak sejak dia mendirikan toko pertama bernama d'Jieun Cokelat di Tarogong, Garut, pada 2010. Omzetnya meroket hingga mencapai Rp 2 miliar per bulan setahun kemudian.
Ia lalu membuka cabang baru di Garut dan Bandung. Di Garut, produk cokelat ini dijual di Saung Cokelat dan Waroeng Cokelat Intan di Kecamatan Tarogong, Toko Cokelat Neo di Jalan Siliwangi, dan Kedai Cokelat Raos di Jalan Cimanuk. Di Bandung, Kiki membuka gerai cokelat pada pusat perbelanjaan di kawasan Sukajadi.
Pengunjung yang ingin melihat langsung proses pembuatan chocodot bisa datang ke d'Jieun Tjoklat dan Gedoeng Cokelat di Jalan Siliwangi. Kiki mempekerjakan 80 orang, 80 persen di antara pekerja asli Garut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar